/* Circle Text Styles */ #outerCircleText { font-style: italic; font-weight: bold; font-family: 'courier', verdana, arial; color: #ff0000; position: absolute;top: 0;left: 0;z-index: 3000;cursor: default;} #outerCircleText div {position: relative;} #outerCircleText div div {position: absolute;top: 0;left: 0;text-align: center;} /* End Required */ /* End Circle Text Styles */ KUNCI PEMBUKA HATI: November 2009
Blogumulus by Roy Tanck and jide-theater

Selasa, 17 November 2009

pembukaan


إلهى انت مقصودى ورضاك مطلوبى وأفوض أمرى الى الله

Kamis, 12 November 2009

Macam-macam Dzikir

Author: | itaq90

Menurut para Ulama Dzikir itu ada 4 (empat) :

Dzikir, di mana engkau mengingat dzikir;
Dzikir engkau diingatkan melalui dzikir;
Dzikir yang mengingatkan dirimu; dan
Dzikir yang engkau sendiri yang diingat oleh Allah swt (Dzikir bersama Allah swt).

Yang pertama adalah dzikirnya kalangan awam, yaitu dzikir untuk mengingatkan kealpaan

Definisi Tasawuf

Definisi Tasawuf
by : miftahudin's

Pandangan paling monumental tentang Tasawuf muncul dari Abul Qasim Al-Qusyairy an-Naisabury, seorang ulama sufi abad ke-4 hijriyah. Al-Qusyairy sebenarnya lebih menyimpulkan dari seluruh pandangan Ulama Sufi sebelumnya, sekaligus menepis bahwa Tasawuf atau Sufi muncul dari akar-akar historis, bahasa, intelektual dan filsafat di luar Islam.

Dalam buku Ar-Risalatul Qusyairiyah ia menegaskan bahwa kesalahpahaman banyak orang terhadap tasawuf semata-mata karena ketidaktahuan mereka terhadap hakikat Tasawuf itu sendiri. Menurutnya Tasawuf merupakan bentuk amaliyah, ruh, rasa dan pekerti dalam Islam itu sendiri. Ruhnya adalah firman Allah swt:

  • “Dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 7-8)
  • ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri dan dia mendzikirkan nama Tuhannya lalu dia shalat.” (QS. Al-A’laa: 14-15)
  • “Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang alpa” (QS. Al-A’raf: 205)
  • “Dan bertqawalah kepada Allah; dan Allah mengajarimu (memberi ilmu); dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah: 282)

Sabda Nabi saw:

  • “Ihsan adalah hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka apabila engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu”. (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i)
  • Tasawuf pada prinsipnya bukanlah tambahan terhadap Al-Qur’an dan hadits, justru Tasawuf adalah implementasi dari sebuah kerangka agung Islam. Secara lebih rinci, Al-Qusyairy meyebutkan beberapa definisi dari para Sufi besar:
    1. Muhammad al-Jurairy:
      “Tasawuf berarti memasuki setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela.”
    2. Al-Junaid al-Baghdady:
      “Tasawuf artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu bersama dengan-Nya.”
      “Tasawuf adalah engkau berada semata-mata bersama Allah swt. Tanpa keterikatan dengan apa pun.”
      “Tasawuf adalah perang tanpa kompromi.”
      “Tasawuf adalah anggota dari satu keluarga yang tidak bisa dimasuki oleh orang-orang selain mereka.”
      “Tasawuf adalah dzikir bersama, ekstase yang diserta sama’ dan tindakan yang didasari Sunnah Nabi.”
      “Kaum Sufi seperti bumi, yang diinjak oleh orang saleh maupun pendosa; juga seperti mendung, yang memayungi segala yang ada; seperti air hujan, mengairi segala sesuatu.”

      “ Jika engkau meliuhat Sufi menaruh kepedulian kepada penampilan lahiriyahnya, maka ketahuilah bahwa wujud batinnya rusak.”
    3. Al-Husain bin Manshur al-Hallaj:
      “Sufi adalah kesendirianku dengan Dzat, tak seorang pun menerimanya dan juga tidak menerima siapa pun.”
    4. Abu Hamzah Al-Baghdady:
      “Tanda Sufi yang benar adalah dia menjadi miskin setelah kaya, hina setelah mulia, bersembunyi setelah terkenal. Sedang tanda Sufi yang palsu adalah dia menjadi kaya setelah miskin, menjadi obyek penghormatan tertinggi setelah mengalami kehinaan, menjadi masyhur setelah tersem, bunyi.”
    5. Amr bin Utsman Al-Makky:
      “Tasawuf adalah si hamba berbuat sesuai dengan apa yang paling baik saat itu.”
    6. Mohammad bin Ali al-Qashshab:
      “Tasawuf adalah akhlak mulia, dari orang yang mulia di tengah-tengah kaum yang mulia.”
    7. Samnun:
      “Tasawuf berarti engkau tidak memiliki apa pun, tidak pula dimiliki apapun."
    8. Ruwaim bin Ahmad:
      “Tasawuf artinya menyerahkan diri kepada Allah dalam setiap keadaan apa pun yang dikehendaki-Nya.”
      “Tasawuf didasarkan pada tiga sifat: memeluk kemiskinan dan kefakiran, mencapai sifat hakikat dengan memberi, dengan mendahulukan kepentingan orang lain atas kepentingan diri sendiri dan meninggalkan sikap kontra dan memilih.”
    9. Ma’ruf Al-Karkhy:
      “Tasawuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada makhluk”.
    10. Hamdun al-Qashshsar:
      “Bersahabatlah dengan para Sufi, karena mereka melihat dengan alasan-alasan untuk mermaafkan perbuatan-perbuatan yang tak baik dan bagi mereka perbuatan-perbuatan baik pun bukan suatu yang besar, bahklan mereka bukan menganggapmu besar karena mengerjakan kebaikan itu.”
    11. Al-Kharraz:
      “Mereka adalah kelompok manusia yang mengalami kelapangan jiwa yang mencampakkan segala milik mereka sampai mereka kehilangan segala-galanya. Mereka diseru oleh rahasia-rahasia yang lebih dekat di hatinya, ingatlah, menangislah kalian karena kami.”
    12. Sahl bin Abdullah:
      “Sufi adalah orang yang memandang darah dan hartanya tumpah secara gratis.”
    13. Ahmad an-Nuury:
      “Tanda orang Sufi adalah ia rela manakala tidak punya dan peduli orang lain ketika ada.”
    14. Muhammad bin Ali Kattany:
      “Tasawuf adalah akhlak yang baik, barangsiapa yang melebihimu dalam akhlak yang baik, berarti ia melebihimu dalam Tasawuf.”
    15. Ahmad bin Muhammad ar-Rudzbary:
      “Tasawuf adalah tinggal di pintu Sang Kekasih, sekali pun engklau diusir.”
      “Tasawuf adalah Sucinya Taqarrub, setelah kotornya berjauhan denganya.”
    16. Abu Bakr asy-Syibly:
      “Tasawuf adalah duduk bersama Allah swt tanpa hasrat.”
      “Sufi terpisah dari manusia dan bersambung dengan Allah swt sebagaimana difirmankan Allah swt, kepada Musa, 'Dan Aku telah memilihmu untuk Diri-Ku' (Thoha: 41) dan memisahkanmu dari yang lain. Kemudian Allah swt berfirman kepadanya, 'Engkau tak akan bisa melihat-Ku'.”

      “Para Sufi adalah anak-anak di pangkuan Tuhan Yang Haq.”
      “Tasawuf adalah kilat yang menyala dan Tasawuf terlindung dari memandang makhluk.”

      “Sufi disebut Sufi karena adanya sesuatu yang membekas pada jiwa mereka. Jika bukan demikian halnya, niscaya tidak akan ada nama yang dilekatkan pada mereka.”
    17. Al-Jurairy:
      “Tasawuf berarti kesadaran atas keadaaan diri sendiri dan berpegang pada adab.”
    18. Al-Muzayyin:
      “Tasawuf adalah kepasrahan kepada Al-Haq.”
    19. Askar an-Nakhsyaby:
      “Orang Sufi tidaklah dikotori suatu apa pun, tetapi menyucikan segalanya.”
    20. Dzun Nuun Al-Mishry:
      “Kaum Sufi adalah mereka yang mengutamakan Allah swt. diatas segala-galanya dan yang diutamakan oleh Allah di atas segala makhluk yang ada.”
    21. Muhammad al-Wasithy:
      “Mula-mula para Sufi diberi isyarat, kemudian menjadi gerakan-gerakan dan sekarang tak ada sesuatu pun yang tinggal selain kesedihan.”
    22. Abu Nashr as-Sarraj ath-Thusy:
      “Aku bertanya kepada Ali al-Hushry, 'siapakah, yang menurutmu Sufi itu?' Lalu ia menjawab, 'Yang tidak di bawa bumi dan tidak dinaungi langit'. Dengan ucapannya menurut saya, ia merujuk kepada keleburan.”
    23. Ahmad ibnul Jalla’:
      “Kita tidak mengenal mereka melalui prasyarat ilmiyah, namun kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin, sama sekali tidak memiliki sarana-sarana duniawi. Mereka bersama Allah swt tanpa terikat pada suatu tempat tetapi Allah swt, tidak menghalanginya dari mengenal semua tempat. Karenanya disebut Sufi.”
    24. Abu Ya’qub al-Madzabily:
      “Tasawuf adalah keadaan dimana semua atribut kemanusiaan terhapus.”
    25. Abul Hasan as-Sirwany:
      “Sufi yang bersama ilham, bukan dengan wirid yang mehyertainya.”
    26. Abu Ali Ad-Daqqaq:
      “Yang terbaik untuk diucapkan tentang masalah ini adalah, 'Inilah jalan yang tidak cocok kecuali bagi kaum yang jiwanya telah digunakan Allah swt, untuk menyapu kotoran binatang'."
      “Seandainya sang fakir tak punya apa-apa lagi kecuali hanya ruhnya dan ruhnya ditawarkannya pada anjing-anjing di pintu ini, niscaya tak seekor pun yang menaruh perhatian padanya.”
    27. Abu Sahl ash-Sha’luki:
      “Tasawuf adalah berpaling dari sikap menentang ketetapan Allah.”

Dari seluruh pandangan para Sufi itulah akhirnya Al-Qusayiry menyimpulkan bahwa Sufi dan Tasawuf memiliki terminologi tersendiri, sama sekali tidak berawal dari etimologi, karena standar gramatika Arab untuk akar kata tersebut gagal membuktikannya.

Alhasil, dari seluruh definisi itu, semuanya membuktikan adanya adab hubungan antara hamba dengan Allah swt dan hubungan antara hamba dengan sesamanya. Dengan kata lain, Tasawuf merupakan wujud cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya, pengakuan diri akan haknya sebagai hama dan haknya terhadap sesama di dalam amal kehidupan.

DZIKRULLAH SOLUSI PROBLEMATIKA UMAT
Oleh : miftahudin's


Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim bisa dijadikan barometer umat Islam di dunia. Keadaan umat Islam di Indonesia saat ini merupakan representasi dari kondisi umat Islam di dunia. Secara kualitas kita patut bersyukur tapi secara kualitas perlu sebuah penanganan dan usaha peningkatan yang serius.

Islam ibarat sebuah bangunan yang ditopang oleh empat tiang yaitu shalat, puasa, zakat dan haji. Dan Syahadatain adalah pondasinya. Jika keyakinan ini lemah, maka keempat hal diatas akan keropos dan kurang bermakna. Oleh karena itu keyakinan tersebut harus ditingkatkan dari level Ilmu Yakin (yakin karena diberi tahu) menjadi Ainul Yakin (yakin karena melihat), hingga akhirnyamencapai Haqqul Yakin (yakin karena telah merasakan sendiri).

Bagaimana cara praktis untuk meningkatkan keyakinan tersebut agar keislaman kita kuat, kokoh dan tidak tergoyahkan oleh apapun ? Jaddiduu iimaanakum bikasroti qouli Laa ilaaha Illallah. Hadits tersebut menyatakan bahwa untuk memperkuat keyakinan atau keimanan adalah dengan memperbanyak dzikrullah (Laa Ilaaha Illallah) yang telah ditalqinkan oleh Guru Mursyid.

Orang yang mengamalkan dzikrullah tersebut akan mendapatkan hal-hal berikut :
  1. Iman yang yaqin (Haqul Yakin),kuat, kokoh, tak tergoyahkan.
  2. Mahabbah yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi yang lain (dunia dan isinya).
  3. Tasfiyah al-Qulub yaitu bersihnya hati dari penyakit dan kotoran seperti : Sombong, ria, hasad, iri, dengki, rakus dan sebagainya. Jika hatinya telah bersih maka ia bisa memantulkannya pada yang lain sehingga ikut tersinari.
  4. Mampu mengalahkan Syetan , yang selalu menggoda dan membuatnya malas untuk beribadah kepada Allah. Sehingga orang tersebut akan menjadi pemenang di mata Allah.

Tawajjuh dan Talkin Dzikir

Tawajjuh dan Talkin Dzikir
by : miftahudin

Tawajjuh
(menghadapkan diri kepada Allah SWT) terjadi dalam Dzikir Sirri. Dzikir Sirri dilakukan dengan menundukkan kepala dalam-dalam, arahkan ke titik lathifah qalbi di bawah puting susu kiri, memejamkan mata, mengatupkan bibir (kalau perlu lidah pun dilipat ke langit-langit atas agar tak ikut bergetar), lalu rasakan asma Allah menelusup masuk ke qalbu.

Apabila sebelumnya telah melakukan Dzikir Jahri dengan tepat maka pada saat Dzikir Sirri di qalbu akan ada rasa:

  • Rasa terbakar, kehangatan yang menjalar dari api cinta dan rindu kepada Allah SWT.
  • Rasa tenggelam, terhanyut dalam lautan rahmat Allah SWT, terengkuh dalam pelukan qudrat-Nya dan tertimang dalam buaian iradat-Nya.
  • Rasa terguncang, terguncangnya jiwa dan raga oleh getaran qalbu yang berdzikir mengingat Allah (QS. Al-Anfal 8:2).
  • Puncaknya adalah air mata kebahagiaan yang mengalir dari taman taqwa di dalam qalbu.

Burung terbang dengan dua sayap...
Ruh melayang dengan dua dzikir: jahri dan sirri


Talqîn Dzikir
Sebagai persiapan untuk dapat berdzikir dengan baik, qalbu dan lathifah-lathifah yang menjadi sensornya harus mengalami tune up atau initiation lebih dulu. Semua perangkat itu harus menjalani proses aktifasi lebih dulu. Itulah yang disebut dengan talqin dzikir.

  • Berasal dari kata laqqana (membelajarkan), maka talqiynâ (pembelajaran).
  • Talqin Dzikir = Pembelajaran Dzikir:
    • Proses ruhaniyah
    • Menanamkan bibit dzikir ke dalam qalbu murid
    • Menghubungkan qalbu murid dengan qalbu mursyid agar masuk dalam pantauannya.
  • Dilakukan oleh wali mursyid (wali pembimbing) yang:
    • Taqwa
    • Qalbunya dawâm (ajeg) dalam dzikrullah,
    • Kuat dalam tawhid,
    • Tercahayai oleh nur ilahi.
  • Talqin Dzikir dapat mursyid lakukan melalui wakil talqin.

Cermin yang jernih tak perlu sapuan lap,
Qalbu yang jernih tak peduli ucapan lafazh...

Kalau dzikir hanya sebatas mulut,
Bukankah burung beo peniru nomor satu?
Alla…hu, Huwa…, Hu…

Sejarah Pondok Pesantren darul hikmah mahwil qulub jumbleng-losarang -indramayu 45253



Pondok Pesantren jumbleng dirintis oleh Syaikh kh.halimi el mudatsir atau yang dikenal dengan panggilan MAMMAH, pada
masa perintisannya banyak mengalami hambatan dan rintangan dari masyarakat
sekitar maupun. Juga lingkungan sekitar alam (geografis) yang cukup menyulitkan.

Namun Alhamdullilah, dengan izin Allah SWT dan juga atas dukungan para santri dan para ikhwan,
semua itu dapat dilalui dengan lancar. hingga sekarang pembangunan masih berlanjut dan masih tetap exis dan konsisten, k.halimi dapat mendirikan sebuah pesantren walaupun dengan
modal sendiri tanpa donatur tetep dari pemerintah. yang terletak di desa jumbleng-losarang
pondok pesantren darul hikmah mahwil qulub darul hikmah artinya rumah hikmah sedangkan mahwil qulub artinya pelebur hati yg keras,
jadi darul hikmah mahwil qulubsecara harfiah mengandung arti tempat ilmu hikmah +pelebur hati yg keras bagaikan batu.

Seiring perjalanan waktu, Pondok Pesantren jumbleng-losarang semakin
berkembang dan mendapat pengakuan serta simpati dari masyarakat luar jumbleng,
sarana pendidikan pun semakin bertambah, begitu pula jumlah
santri/murid yang biasa disebut ikhwan.tiap tahun selalu berkembang pesat


Dukungan dan pengakuan dari ulama,santri,ikhwan dan tokoh masyarakat luar jumbleng, semakin menguat. Hingga keberadaan Pondok Pesantren
jumbleng dengan ilmu hikmahnya mulai diakui
dan dibutuhkan. Untuk kelancaran tugas kiai dalam
penyebaran ilmu hikmah atau lebih jelasnya ilmu syareat,torekot,hakekat ,ma'rifat serta ilmu hikmahnya dibantu oleh
wakilnya dan para santrinya , dan beliau menyatukan umat islam yg sekarang umat islam lagi berpecah belah ,beliau menyatukan umat islam agar barsatu dalam satu pemimpin
pondok-pesantren darul hikmah mahwil qulub assalafi
Pondok Pesantren jumblenk sebagai salah satu pondok pesantren terkemuka di indramayu-Jawa Barat, pada waktu itu berusaha untuk dapat mengantisipasi atas kemajuan sebagai akibat berubahnya kondisi dan situasi Negara dan Bangsa Indonesia. Maka diperlukan sebuah wadah atau institusi yang legal secara hukum agar dapat menunjang fungsi pesantren sebagai pusat pengajian ilmu tassowwuf dan tempat pendidikan dan pengembangan ilmu keislaman sekaligus mensinergikan ilmu islam dengan ilmu modern. Dengan demikian, pesantren harus memiliki lembaga pendidikan formal yang berkualitas sehingga tujuan pesantren sebagai tempat pendidikan ilmu sekuler ataupun ilmu agama dapat terpenuhi


Dengan adanya pesantren, maka didirikanlah lembaga pendidikan formal sesuai dengan keperluan dan kepentingan masyarakat. Lembaga pendididkan yang diselenggarakan dari mulai tingkat taman kanak-kanak hingga ke smk /stm. Selain untuk menunjang pendidikan formal, smk/stm juga berusaha mendukung berbagai kepentingan pesantren antara lain; mengatur pengajian bulanan yang biasa disebut kliwonnan, baik di jumbleng-losarang -indramayu maupun di luar daerah indramayu

Bidang lain yang dikelola oleh podok-pesantren darul-hikmah mahwil qulub assalafi adalah Bidang FORMAL, Sosial, Ilmu dan Dakwah, dan Organisasi,DLL

Rabu, 11 November 2009

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat nikmat serta karunia-Nya, shalawat serta salam semoga tetap terlimpahcurahkan kepada junjunan Alam Habibina Wanabiyana Muhammad SAW. ahli keluarganya, para sahabatnya, para auliya Allah, para alim ulama serta umatnya yang saleh sampai akhir zaman.

Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan dengan pesatnya, sehingga informasi dapat diakses begitu mudahnya. Oleh karena itu sebagai sarana informasi, Pondok Pesantren Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat nikmat serta karunia-Nya, shalawat serta salam semoga tetap terlimpahcurahkan kepada junjunan Alam Habibina Wanabiyana Muhammad SAW. ahli keluarganya, para sahabatnya, para auliya Allah, para alim ulama serta umatnya yang saleh sampai akhir zaman.

Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan dengan pesatnya, sehingga informasi dapat diakses begitu mudahnya. Oleh karena itu sebagai sarana informasi, Pondok Pesantren jumbleng-losarang -indramayu. membuat blogger yang diarahkan sebagai sarana informasi dan pengembangan dakwah bil hikmah Pondok Pesantren darul hikmah mahwil qulub losarang-indramayu baik dalam lingkup lokal, regional maupun internasional, di berbagai pelosok dunia. Juga sebagai sarana penataan administrasi dan komunikasi di antara para ikhwan, sehingga informasi yang berasal dari pusat akan cepat dan mudah diterima oleh setiap korwil, perwakilan, pembantu perwakilan serta para ikhwan yang ada di pelosok, atau sebaliknya. Sehingga komunikasi di lingkungan internal kita menjadi lebih efektif.

Akhirnya, kita berdo’a semoga segala upaya kita ini mendapat petunjuk dan ridho serta Inayah dari Allah SWT. Amin.


Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

membuat Website yang diarahkan sebagai sarana informasi dan pengembangan dakwah bil hikmah Pondok Pesantren jumbleng-losarang-indramayu, baik dalam lingkup lokal, regional maupun internasional, di berbagai pelosok dunia. Juga sebagai sarana penataan administrasi dan komunikasi di antara para ikhwan, sehingga informasi yang berasal dari pusat akan cepat dan mudah diterima oleh setiap korwil, perwakilan, pembantu perwakilan serta para ikhwan yang ada di pelosok, atau sebaliknya. Sehingga komunikasi di lingkungan internal kita menjadi lebih efektif.

Akhirnya, kita berdo’a semoga segala upaya kita ini mendapat petunjuk dan ridho serta Inayah dari Allah SWT. Amin.


Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Hakikat Dzikir


Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda :
“Maukah kuceritakan kepadamu tentang amalmu terbaik dan paling bersih dalam pandangan Allah swt, serta orang yang tertinggi derajatnya di antaramu, yang lebih baik dari menyedekahkan emas dan perak serta memerangi musuh-musuhmu dan memotong leher mereka, dan mereka juga memotong lehermu?” Para sahabat bertanya, “Apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dzikir kepada Allah swt.” (H.r. Baihaqi).

Hingga sampai martabat-martabat dzikirmu.
Sang Nabi saw, bersabda :
“Yang paling utama aku ucapkan, aku dan ucapan para Nabi sebelumku adalah Laa Ilaaha Illallaah…”

Setiap maqom dzikir ada kualifikasi martabat tertentu, baik dzikir bersuara (jahr) maupun yang tersembunyi (khafy). Semula adalah dzikir Lisan, kemudian dzikir Jiwa (Nafs), kemudian dzikir Qalbu, lalu dzikir Ruh, lantas dzikir Sirr (rahasia ruh), kemudian dzikir rahasia (khafi), lalu dzikir paling rahasia (akhfal khafy).
Dzikir Lisan adalah dzikir, di mana dengan dzikir itu mengingatkan qalbu yang alpa pada dzikrullah Ta’ala.

Dzikir Jiwa (Nafs) adalah dzikir yang terdengar oleh huruf maupun suara, tetapi terdengar oleh rasa dan gerak-gerik dalam batin.
Dzikir Qalbu adalah aktifitas qalbu dengan segala apa yang tersembunyi di dalamnya dari pancaran Kemaha-agungan dan Kemaha-indahanNya.
Dzikir ruh, tersimpul pada penyaksian cahaya-cahaya Tajalli Sifat.

Dzikir Sirr, adalah fokusnyaketersingkapan rahasia-rahasia Ilahiyah.
Dzikir Khafy adalah menyelaraskan cahaya-cahaya Kemahaindahan Dzat Ahadiyah di posisi yang benar.
Sedangkan Dzikir Akhfal Khafy adalah memandang pada hakikat Haqqul Yaqin, dan tak ada yang tampak kecuali hanya Allah Ta’ala, sebagaimana firmanNya :
“Maka sesungguhnya Dia Maha Tahu yang rahasia dan yang lebih tersembunyi (Thaha : 7).

Inilah yang paling total dibanding setiap panji dzikir, dan lebih pangkal dari segala tujuan.
Perlu diketahui, di sana ada sisi Ruh lain yang lebih lembut disbanding ruh-ruh yang ada yang disebut dengan Thiflul Ma’aany, yaitu suatu kelembutan yang memotivasi seluruh orientasi menuju kepada Allah swt. Para Ulama Sufi menegaskan, “Ruh ini tidak bersemai pada setiap orang namun lebih bersemai pada kalangan khusus, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Allah mempertemukan ruh dari perintahNya pada orang yang dikehendaki dari kalangan hamba-hambaNya.” (Ghafir: 15)
Ruh tersebut yang berkelindan secara lazim dengan Alam Qudrat dan Musyahadah di alam hakikat, sehingga sama sekali tidak berpaling kepada selain Allah swt, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw :
“Dunia itu haram bagi ahli akhirat, dan akhirat itu haram bagi ahli dunia, dan keduanya haram bagi Ahlullah.” (Ad-Daylamy)

Sedangkan jalan Wushul kepada Allah Ta’ala, melalui peneladanan jejak secara fisik di Jalan yang Lurus melalui hukum syariat, baik malam maupun siang. Sedangkan di satu sisi, harus melanggengkan dzikir kepada Allah Ta’ala, sebagai keharusan yang mesti dilakukan oleh para pencari, sebagaimana firmanNya:
“Yaitu orang-orang yang berdzikir kepada Allah baik ketika berdiri dan ketika duduk dan ketika tidur, dan bertafakkur…” (Ali Imron: 191)

Dimaksud dengan berdiri adalah dzikir di siang hari, dan makna “duduk” adalah dzikir di malam hari. Begitu pula ketika dalam tidur, dalam suasana tergenggam Ilahi, terhamparkan keleluasaan jiwanya, ketika sehat, sakit, kaya, miskin, mulia dan abadi, dan sebagainya.

—(ooo)—
Syeikh Abdul Qadir Al Jilany

Thariqah Mendekatkan Diri kepada Allah

Untuk mencapai tingkat kesufian, ada tahapan yang harus dilalui dalam Maqamat dan Ahwal. Pada dasarnya setiap manusia memiliki keinginan, seperti makan, berpakaian, berumah tangga, menikah, sekolah, bekerja, berbuat baik, berbuat jahat, beribadah kepada Allah, marah, emosi, dan sedih. Keinginan inilah yang dinamakan dengan nafsu. Dan, nafsu-nafsu atau keinginan tersebut ada dalam diri setiap manusia. Bahkan, setidaknya ada tujuh jenis nafsu yang senantiasa bersemayam dalam hati manusia. Ketujuh nafsu itu adalah nafsu amarah, lawwamah, sawwalah, mulhamah, muthmainnah, radliyah, dan mardliyyah. Nafsu Amarah adalah nafsu yang mendrong manusia untuk melakukan dosa dan kejahatan (QS Yusuf [12]: 53), Nafsu Lawwamah adalah nafsu yang sering menyesali (QS Ak-Qiyamah [75]: 2), Nafsu Sawwalah adalah keinginan atau nafsu yang sering kali menggambarkan sesuatu kemaksiatan atau kejahatan menjadi indah dalam pandangan dan khayalan (QS Yusuf [12]: 83), Nafsu Mulhamah adalah nafsu yang mendorong tingkah laku untuk berbuat durhaka dan takwa (QS Asy-Syams [91]: 7-8), Nafsu Muthmainnah yaitu jiwa yang tenang (QS Al-Fajr [89]: 27), Nafsu Radliyah ialah rasa puas (QS Al-Fajr [89]:28), dan Nafsu Mardliyyah ialah yang diridai (QS Al-Fajr [89]: 28). Dari ketujuh nafsu tersebut, ada tiga besar jenis nafsu, yakni Amarah, Lawwamah, dan Muthmainnah. Dan dari ketiga besar jenis nafsu itu, semuanya memiliki kekuatan yang sama besar dalam mendorong tingkah laku manusia. Bila Amarah yang berkuasa, ia akan cenderung berbuat jahat. Namun, bila Lawwamah yang menguasainya, dia akan menyesalinya. Dan bila Nafsu Muthmainnah yang memeluknya, jiwanya akan senantiasa tenang dan memiliki keinginan yang kuat mendekatkan diri kepada Allah. ”Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan rasa puas dan diridai. Dan masuklah ke dalam kelompok hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku .” (Al-Fajr [89]: 27-30).Dari sini, tampak jelas bahwa sesungguhnya dalam diri manusia itu–secara kodrati–terdapat hasrat dan keinginan untuk bertemu dengan tuhannya dan dekat dengan Sang Penciptanya.”Dan sesungguhnya Kami menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.” (QS Qaaf [50]: 16).”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku.” (QS Al-Baqarah [2]: 186).TarekatDan untuk mendekati Allah, Sang Pencipta Jagat Raya ini, telah mengajarkan dan menunjukkan jalan kepada manusia untuk melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.”(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah perbuatan mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS Al-Hajj [22]:41). Sebab, shalat itu mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar (QS Al-Ankabut [29]:45). Dan manusia, khususnya orang yang beriman, diperintah untuk berzikir (mengingat Allah) sebanyak-banyaknya (QS Al-Ahzab [33]:41).Shalat merupakan bentuk pengabdian seorang hamba pada yang menciptakan, dan menunaikan zakat sebagai wujud kepedulian kepada sesama. Begitu juga dengan berhaji yang merupakan wujud perjalanan spiritual mencapai rida Allah. Sedangkan berpuasa adalah bentuk pengendalian diri dari keinginan hawa nafsu.Inilah makna terdalam perjalanan spiritual seorang hamba dalam istilah kaum sufi, yaitu orang-orang yang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan jalan mengendalikan diri dari keinginan hawa nafsunya, dan melazimkan dzikir.

1. CARA YG BAIK MENDIDIK ANAK MENURUT PANDANGAN ISLAM 1-bertauid kepada alloh swt 2-menghormati pd orang tua 3-menanam etika otonomi /moral 4-dan dirikanlah sholat 5-membina yg munkar 'AMAR MA,RUF N NAHHI MUNKAR'

INGATLAH !!!

hai,para santri-santri ku yg tercinta di mana saja berada !!bila kamu mencari ilmu INGATLAH !!! ilmu bisa bermanfaat bila kita menjalankan syarat-syaratnya,ingatlah! kamu tidak akan sukses mencari ilmu tanpa dgn enam perkara .ingsaalloh ang itaq menjelaskan syarat-syaratnya mencari ilmu.supaya kamu yg lagi mencari ilmu bisa sukses n bisa jadi kiai .......syarat -syarat mencari ilmu ada enam hal 1-kecerdasan atau intelektual 2-minat yg besar 3-kesabaran 4-bekal yg cukup (mampu) 5-petunjuk guru 6-waktu yg lama (ali bin abi tholib) tidak ada kenikmatan tanpa adanya kesusahan

AL-DAHMAQ MENGHADAPI GLOBALISASI


Dalam rangka menghadapi era globalisasi kita semua harus betul2 mempunyai skill dan keilmuan yg perofesional baik ilmu formal maupun ilmu non formal juga harus menguasai ilmu teknologi ,komunikasi dan komputer yg semuanya ini di persiapkan untuk meningkatkan SDM .kemudian kita juga harus bisa memotifasi diri bahwa kita betul2 ingin maju baik dr diri sendiri maupun dr orang lain .by kang itax

PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH MAHWIL QULUB ASSALAFIE